Menyalakan hasrat bercinta setelah sikecil lahir

Berbagai kecemasan dan kelelahan mengurus bayi baru terkadang membuat gairah bercinta suami-istri surut. Situasi demikian tentu tak bisa didiamkan. Perlu diupayakan jalan keluarnya..
Hari memandangi wajah Sandy dengan sendu. Makin hari, setelah melahirkan, istrinya terlihat makin cantik dan segar. Hasrat yang tiba-tiba timbul, dengan cepat hilang ketika ia melihat Sandy seakan tidak mempedulikan isyaratnya.

Sandy sendiri bukannya tidak tanggap isyarat yang dilontarkan Hari. Ia hanya belum ingin bermesraan dengan suaminya. “Akhir-akhir ini aku mudah letih. Mungkin karena tiap malam aku harus bergadang menunggui Alika. Tetapi, sejujurnya entah kenapa, hasratku tiba-tiba lenyap begitu saja untuk berdekatan dengan Hari,” ujar Sandy pada Fasya, sahabatnya.

Berbagai penghalang

Keengganan Sandy merupakan hal wajar yang dialami setiap ibu yang baru bersalin. Pada umumnya keengganan untuk berhubungan badan dengan pasangan berkisar antara satu hingga tiga bulan setelah melahirkan. Tentu saja berbagai alasan dikemukakan oleh para ibu yang selayaknya diketahui para suami, yaitu: 

Gangguan fisik

Rasa sakit akibat episiotomy atau jahitan di sekitar vagina yang biasa didapat seorang ibu yang melahirkan normal, atau rasa sakit di sekitar jahitan caesar untuk ibu yang melahirkan secara bedah Caesar, biasanya merupakan alasan utama menolak bermesraan dengan suami. Kembali merasa nyaman setelah operasi biasanya baru benar-benar dirasakan setelah si kecil kurang-lebih berusia enam minggu. Namun, perkiraan ini tidak berlaku jika si ibu mengalami komplikasi setelah persalinan.

Kelelahan

Kehadiran bayi baru, selain menyenangkan juga sangat melelahkan. Si bayi membutuhkan banyak sekali perhatian dari kedua orang tuanya. Apalagi, biasanya, bayi-bayi yang masih amat muda ini memiliki jadwal mengkonsumsi ASI satu sampai dua jam sekali. Ini memaksa para ibu untuk bergadang semalaman demi terpenuhinya kebutuhan si buah hati akan ASI.

Ketidakseimbangan hormon

Seorang ibu biasanya mengalami ketidakseimbangan hormon setelah si kecil lahir, sebelum kembali pada kondisi hormonal seperti sebelum terjadi kehamilan. Ketidakseimbangan hormon ini dapat mengakibatkan perubahan emosi yang tidak seimbang pula. Para ibu muda ini akan sering merasa kesal, malas, ingin marah, namun juga senang berlebihan. Selain itu, ketidakseimbangan hormon biasanya membuat ibu tidak mudah tanggap secara seksual, sehingga ia kehilangan spontanitas untuk bercinta.

Kecemasan berlebihan

Ibu yang baru melahirkan kerap cemas akan keadaan tubuh yang tidak menarik, cemas akan kurangnya produksi ASI, cemas akan kesehatan si kecil, cemas akan kemungkinan hamil kembali sebelum waktu yang diinginkan, cemas akan kesehatan diri sendiri dan berbagai kecemasan lain yang sulit diungkapkan para ibu ini. Kecemasan-kecemasan ini membuat kondisi emosi ibu tidak stabil. Pada akhirnya, ini menjadi penghalang timbulnya hasrat untuk bercinta.
Butuh pemahaman
Berbagai halangan bagi pasangan yang baru memiliki anak memang seakan menjauhkan jarak antara suami dan istri. Untuk itu dibutuhkan kebesaran hati suami untuk memahami penyebab padamnya hasrat sang istri. Juga, kesabaran untuk menunggu istrinya kembali siap. Namun, para suami tak perlu berkecil hati. Berikut ini beberapa cara yang dapat dicoba untuk mengembalikan kemesraan diantara suami dan istri:

Hindari saling panggil dengan sebutan ayah-ibu

Terkadang panggilan “ayah” atau “ibu” saat berdua dapat memadamkan hasrat seorang suami atau istri untuk bercinta. Panggilan ini mengingatkan peran baru sebagai ayah atau ibu. Beban peran baru ini membuat seorang suami atau istri merasa tidak pantas untuk melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan peran mereka yang baru. Jadi, sebaiknya tidak diucapkan pada saat-saat intim berdua.

Mencari pengasuh bayi

Ada baiknya mencari pengasuh bayi, terutama untuk membantu Anda berdua merawat si kecil di saat kesehatan istri belum kembali prima. Bantuan seorang pengasuh bayi juga dapat mengurangi kelelahan istri. Karena, istri bisa cukup istirahat dalam upaya mengembalikan kondisi fisik. Dengan semakin bugar keadaan fisik istri, niscaya semua penghalang yang merintangi kemesraan dengan pasangan akan lenyap.

Membantu kesibukan istri

Jika pengasuh bayi sulit ditemukan, suami dan istri dapat bersama-sama mengasuh si kecil. Misalnya, ketika istri terpaksa harus bergadang karena kewajiban memberikan ASI, maka suami dapat membantu menyendawakan si kecil. Kerja sama yang kompak antara suami dan istri dalam menghadapi kerepotan dan kesulitan dapat menebalkan ikatan diantara keduanya. Ketulusan suami membantu meringankan beban istri membawa rasa nyaman yang semakin mendekatkan diri istri secara fisik dan mental pada pasangan.

Menyempatkan berkencan

Karena sibuk dengan hadirnya bayi, terkadang suami-istri tidak menyempatkan diri untuk berkencan. Padahal, berkencan sangat penting untuk memberi suasana baru yang dapat menyegarkan hubungan dengan pasangan. Selain itu, saat-saat bersama pasangan dapat memompakan energi baru untuk menjalani hari-hari melelahkan dalam merawat si kecil. Carilah seseorang yang dapat dipercaya untuk menjaga anak sementara Anda berkencan. Kesempatan berduaan dengan pasangan membantu memunculkan kembali kemesraan yang hampir pudar.

Menyakinkan diri

Terkadang keengganan untuk disentuh pasangan disebabkan oleh perasaan bahwa melahirkan membuat istri tak lagi cantik secara fisik. Yakinkan diri sendiri bahwa peristiwa kehamilan maupun melahirkan justru membuat diri semakin menarik. Suami juga bisa meyakinkan istri mengenai hal ini. Rasa nyaman terhadap penampilan diri membuat istri juga merasa nyaman berdekatan dengan pasangan.

Mencoba terbuka

Kecemasan memang dapat menghalangi keinginan suami atau istri untuk bercinta. Karenanya, cobalah saling terbuka membicarakan kecemasan yang dirasakan. Keterbukaan suami atau istri terhadap apa yang menjadi penyebab kecemasan masing-masing membuat pasangan merasa dihargai. Keterbukaan juga membuka peluang bagi pasangan untuk membantu, dan bersama-sama menghadapi kecemasan. Kebersamaan dalam menghadapi berbagai masalah bersama niscaya memperkuat ikatan diantara suami dan istri.

Konsultasi ke ahli

Konsultasikan kecemasan dalam melakukan hubungan intim dengan ahli, misalnya dokter kandungan yang selama ini merawat. Tanyakan kapan saat tepat memulai hubungan intim kembali, dan apa saja yang perlu diperhatikan. Jangan lupa merencanakan penggunaan alat kontrasepsi. Dengan cara ini kecemasan yang berhubungan dengan kesehatan dan kemungkinan untuk hamil kembali pada waktu yang berdekatan dapat dikurangi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar